Senin, 30 Mei 2016

INTEGRASI INTERKONEKSI MUSIK

INTEGRASI INTERKONEKSI  MUSIK:[1]
KETIKA MUSIK DAN AGAMA BERTEMU (Ulasan Forum Diskusi Preliminary Notes Laras-Studies Music In Society[2], artikel; Mei Artanto[3])

Oleh:
Muhammad Zulqornein[4]

“Kebahagiaan adalah jenis dari musik yang tertinggi.” (Phythagoras)[5]
“Siapa yang tidak berkesan hatinya di musim bunga dengan kembang-kembangnya, atau oleh alat musik dan getaran nadanya, maka fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit diobati.” (Al Ghazali)[6]
“Musik adalah pengalaman Anda, gagasan Anda, kebijaksanaan Anda. Apabila Anda tidak menghayatinya, musik itu tidak akan keluar dari pikiran Anda.” (Charlie Parker)[7]



Abstract
Musik dan Agama, dua hal yang cukup menarik untuk dibahas, dicermati, dikupas, dan mencari titik temu antara keduanya. Bagaimana tidak jika kedua hal itu dipandang sebagai entitas yang berbeda, namun ada beberapa orang yang memandang kedua hal tersebut sebagai sesuatu yang berbeda tetapi memiliki keterkaitan. Dan sudah barang tentu dari sebuah keterkaitan memiliki kesatuan dalam kedua hubungan tersebut. Berbagai pandangan, penilaian, dan perspektif digunakan oleh banyak orang untuk menyikapi bahkan memperdebatkan kedual hal ini. Kiranya peluang itu yang coba ingin ditawarkan oleh Laras-studies Musik in Society untuk mendiskusikannya lebih mendalam. Selanjutnya topik tersebut diangkat dalam forum diskusi Preliminary Notes yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 15.30 WIB di Ruang Gong PKKH UGM. Topik tersebut akan dikupas oleh dua pemateri yang berbeda latar belakang yaitu Achmad Munjid (Dosen FIB UGM) dan S.M. Damar Panuluh (Praktisi Musik). Dan sedikit di kaitkan dengan judul artikel, yakni Integrasi Interkoneksi  Musik.

 



                                       
A.    Musik dan Agama = Fakta dan “Truth”
Diskusi diawali oleh pemaparan dari S.M. Damar Panuluh atau lebih dikenal dengan nama Noe. Ia seorang praktisi musik, tentu banyak yang cukup mengenalnya apalagi jika merujuk dengan nama ayahnya yaitu Cak Nun. Pertama-tama Noe menjelaskan mengenai keterkaitan antara musik dan agama dengan memaparkan definisi musik, yang menurut pertimbangannya itu digunakan sebagai pembatas dan frame dalam menjelaskan musik. Ia menjelaskan definisi musik secara umum karena menurutnya dengan kondisi musik yang cukup berkembang sehingga memungkinkan dalam mendefinisikan musik juga turut berkembang. Noe menjelaskan musik sebagai hasil dari organisasi suara atau bunyi.
Melalui penjelasan itu kemudian Noe mencoba menariknya ke perbincangan mengenai agama di mana masing-masing orang tentu memiliki pemahaman yang berbeda-beda dalam mengartikan agama. Sebelum itu Noe menjelaskan terlebih dahulu mengenai ketertarikannya terhadap musik yang cukup tidak disangka dan tidak sengaja. Singkat cerita ia memulai tertarik musik ketika mendengarkan salah sebuah lagu yang membuat ia merasa semangat dari kondisi sebelumnya. Padahal menurut paparan dari Noe, lirik dalam lagu tersebut sangat jauh dari suasana hatinya tetapi faktanya musik telah membuat dirinya merasa berbeda dari sebelumnya. Dari sinilah kemudian Noe mempunyai pandangan mengenai musik dan agama yang dapat dipahami dari dua hal yaitu fakta dan “truth” atau kebenaran.
Fakta dalam hal musik, diartikan Noe sebagai unsur-unsur pembentuk musik itu sendiri seperti nada, melodi, ritme, lirik, dan lainnya. Sedangkan “truth” atau kebenaran menurut Noe lebih pada kondisi dalam atau batin mengenai apa yang dianggap benar dan yakin, dan dalam ranah iniliah akhirnya bersifat sangat subyektif. Saya mencoba memahami perspektif dari Noe sebagai dua entitas yang berdampingan, di mana fakta sebagai mekanisme dalam memahami, menemukan, dan diposisikan untuk mengalami “truth”. Sedangkan “truth” itu sendiri diposisikan sebagai ruang yang memberi kenyamanan dan rasa nikmat. Lantas jika dikaitkan untuk memahami musik dan agama, perspektif “truth” disini yang memiliki peluang adanya titik temu antara kedua hal tersebut yaitu musik dan agama.
Noe mencoba menarik pembicaraan ke dalam ranah musik yang menurutnya terkait dengan agama, yaitu musik religi. Ia menjelaskan mengenai musik religi yang ia tangkap hanya untuk keperluan komoditisasi karena memiliki prospek untuk lahan industri yang subur. Kepentingan industri muncul karena melihat fenomena ruang dan waktu yang terkait situasi di mana sebagian masyarakat memfokuskan pada relasi dengan Tuhan. Kemudian dari situlah Noe melihat bahwa kepentingan industri masuk melalui media musik. Kemudian masyarakat sendiri juga ikut menyepakati perihal musik yang menggunakan kata dan kalimat yang menyuarakan dan identik dengan salah satu agama di Indonesia untuk disebut sebagai musik religi. Tapi bagi Noe musik religi merupakan musik yang memberi manfaat apapun fungsinya, bahkan menurutnya musik yang burukpun tetap memiliki peluang menjadi musik religi yaitu dengan cara memposisikan musik tersebut sebagai contoh (sembari tertawa), contoh buruk.
Penjelasan dari Noe tentang Fakta dan Truth, maka penulis menyimpulkan sendiri, yakni; Fakta dapat diartikan nada yang menimbulkan gejolak semangat pada diri kita untuk melakukan berbagai aktivitas. Sedangkan truth (kebenaran) rasa kenyamanan dalam berativitas karena ada sebuah objek yang terkoneksi dengan subjek.
B.     Musik dan Agama = Komunikasi dan Interaksi Batin
Diskusi selanjutnya dipaparkan oleh Achmad Munjid seorang akademisi dan dosen FIB UGM. Di awal pemaparannya, Munjid menjelaskan perihal fakta yang ada dalam dirinya mengenai dirinya yang “buta nada” dan menjelaskan mengenai latarbelakangnya. Sejak kecil ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga Islam conservatif yang memandang musik bukan bagian dari agama dan bukan hal yang perlu dalam agama atau bisa kita sebut terkotak-kotak. Setelah itu kemudian beranjak pada paparan mengenai musik, Munjid mengatakan perlunya definisi dalam menjelaskan suatu hal agar tidak melebar ke berbagai cabang. Lantas ia menjelaskan bahwa musik ketika di definisikan akan memunculkan banyak definisi-definisi yang lain, dan pada akhirnya ia mengatakan bahwa definisi yang paling buruk justru memungkinkan menjadi definisi yang paling baik.
Setelah itu Munjid memaparkan perihal manusia sebagai musical animal atau binatang yang musikal. Terkait dengan itu ia mencoba menjelaskan mengenai manusia sebagai binatang musikal yaitu binatang yang dapat berfikir (manusia) sehingga dapat menyadari bahwa dalam kehidupannya banyak terjadi peristiwa musikal. Peristiwa musikal yang dijelaskan oleh Munjid lebih pada pengalaman kehidupan sehari-hari yang tidak terlepas dari peristiwa tersebut. seperti halnya yang ia contohkan yaitu ketika bayi dalam kandungan, detak jantungnya pun dapat dianggap sebagai peristiwa musikal.
Musik dipahami oleh Munjid sebagai bentuk komunikasi batin dan pikiran melalui media maupun perantara bunyi. Kemudian ia mencoba mengkaitkannya dengan agama dengan menjelaskan secara historical mengenai bagaimana musik difungsikan dalam agama-agama di dunia, yang salah satunya seperti dalam tradisi tasawuf musik digunakan sebagai sarana komunikasi batin. Untuk konteks seperti itu, saya memahami bahwa musik memberi ruang dan jalan untuk menuju pada relasi dan interaksi yang sangat dalam, di mana interaksi tersebut hanya dapat dipahami melalui “truth” batin masing-masing. Mungkin bagi sebagian orang banyak merasakan situasi ini ketika mendengarkan musik, walaupun konteks mendengarkan jauh dari apa yang terkait dengan agama.
Manusia pada umumnya, diberi karunia untuk memiliki kemampuan mendengar yang cukup baik. Kaitannya dengan mendengarkan musik, Munjid memberi contoh ketika musik diperdengarkan oleh manusia. Menurutnya, sebagian orang yang menyukai genre musik tertentu ketika mendengarkan musik dapat membawa orang tersebut mendapati suasana tenang dan bahkan bisa membawa pada titik lupa diri dan terlarut. Pada titik tersebut, kemudian Munjid mengutarakan perihal fungsi musik yang secara psikologis memberikan efek untuk melepaskan hal-hal di dalam rutinitasnya. Keluar dari rutinitas dan berada dalam ruang di mana musik dan tubuh saling bekomunikasi, hal ini kemudian yang ditarik oleh Munjid untuk memahami peristiwa ketika beribadah.
Ibadah merupakan ruang di mana setiap orang yang beragama mengalami dan melakukan aktifitas ini secara khusyuk. Tentu dalam peristiwa ini subyek yang melakukan berada dalam ruang privasi di mana hanya ada tubuh yang ia miliki dengan Tuhan-nya. Pada titik ini juga terjadi komunikasi dan interaksi secara batin antara tubuh dan Pemilik-Nya yang memberi konsekuensi untuk meninggalkan urusan-urusan duniawi yang bersifat rutinitas.
Dari penjelasan Munjid di atas perihal fungsi musik dan penjelasan ibadah beserta mekanismenya, jika ditelusuri mendalam memiliki titik temu yang sama. Titik temu dari kedua hal tersebut lebih pada fungsi dari masing-masing entitas ketika dialami oleh subyek yaitu manusia. Fungsi disini, saya pahami berdasarkan paparan Munjid lebih pada titik di mana musik dipahami sebagai peristiwa komunikasi antara musik dan manusianya yang memberi efek untuk sejenak melepaskan beban atau hal-hal terkait rutinitas keseharian. Sebagaimana fungsi musik di atas, ibadah juga memiliki kesamaan dalam dimensi ruang dan waktu di mana saya memahaminya sebagai kodisi manusia beragama ketika beribadah. Dalam ruang itu manusia mencoba melepaskan semua perangkat yang ada dalam tubuhnya dan memfokuskan untuk berinteraksi secara batin dengan Tuhan-nya.[8]
Achmad Munjid dengan penjelasan yang begitu kompleks, mengenai musik dan agama (komunikasi dan interaksi batin), bagi penulis sedikit menyimpulkan bahwa manusia itu sudah terdapat alunan musik pada saat kita masih dalam kandungan, detak jantungnya pun dapat dianggap sebagai peristiwa musikal. Interaksi batin bagi beliau mefokuskan batinnya kepada Tuhan. Bisa kita temui dalam beribadah. Dalam ruang itu manusia mencoba melepaskan semua perangkat yang ada dalam tubuhnya dan memfokuskan untuk berinteraksi secara batin dengan Tuhan-nya.



[1] Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam Integratif (SII), diampu oleh Dr. Waryani Fajar Rianto, M.Ag pada tanggal 10 April 2016 di program pascasarjana STAIN Pekalongan
[2] sebuah kelompok studi yang berfokus pada isu-isu musik dalam masyarakat, terbentuk di skena ‘akademisi santai’ Yogyakarta. Lewat program-program diskusi terbuka serta riset mendalam pada tema besar ‘musik dalam masyarakat’, kami bermaksud memberikan pemahaman akan pentingnya musik dalam masyarakat. https://pekanmusiklaras.wordpress.com/.
[3] Artikel ini merupakan artikel yang terdapat di dalam situs Art Music Today jejaring seni di wilayah musik kontemporer yang mempunyai agenda kegiatan baik berupa konser musik, diskusi, workshop, publikasi, dokumentasi dan kantong informasi bagi perkembangan musik seni di Yogyakarta.
[4] Penulis adalah mahasiswa prgram pascasarjana di STAIN Pekalongan semester 1 NIM; 2052115064.
[5] Ia (musik samawi) mengatur gerakan planet sebagaimana musik dunia mengatur mengatur kehidupan manusia. Musik dunia juga dapat membersihkan jiwa manusia. Karena itulah, Phythagoras dan Nichomachus serta filsuf-filsuf lainnya memiliki kebiasaan mendendangkan nya-nyian yang dapat melunakan jiwa dan membangkitkan roh kelalainya atas kebahagiaan yang bersifat spiritual dengan iringan tabuh-tabuhan yang indah. Mawardi (NIM 4101069), Seni dan Kritik Sosial (Studi Analis Syair lagu Cip. Rhoma Irama), Fak.Ushuluddin IAIN Walisongo, hlm. 18
[6] NN (2199090), Studi Pemikiran Imam Al Ghozali Tentang Hukum Seni Musik dalam Kitab Ihya Ullumuddin Fak.Syari'ah IAIN Walisongo, hlm. 2
[7] Dikutip dalam buku Don Chambell, Alih Bahasa: T. Hermaya, EFEK MOZART (memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh), 2001) hlm. 76
[8] Artikel ini merupakan artikel yang terdapat di dalam situs Art Music Today jejaring seni di wilayah musik kontemporer yang mempunyai agenda kegiatan baik berupa konser musik, diskusi, workshop, publikasi, dokumentasi dan kantong informasi bagi perkembangan musik seni di Yogyakarta. Topik tersebut diangkat dalam forum diskusi Preliminary Notes yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 15.30 WIB di Ruang Gong PKKH UGM.

1 komentar:

  1. Sands Casino | New Mexico - SGCasino
    With more than a thousand games, Sands Casino's 샌즈카지노 slot machines are all yours to play for free. Play worrione our exciting video slots and หารายได้เสริม table games online!

    BalasHapus